Upaya Tanggulangi Banjir, Pemkot Pangkalpinang Siapkan Mobile Pump Terbaru
Pemkot Pangkalpinang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), saat ini memiliki mobile pump terbaru berkapasitas 250 liter perdetik untuk mengatasi banjir di seputaran Kota Pangkalpinang.
“Mobile Pump terbaru ini nantinya digunakan untuk mengatasi banjir khususnya di daerah cekungan, seperti di daerah Opas Genas, dimana airnya tidak mengalir secara gravitasi,” kata Kadis PUPR Kota Pangkalpinang, Miego, kepada awak media, Rabu (21/12/2022).
Menurut Miego, kelebihan mobile pump yang baru ini, untuk penyedotanya langsung berada di dalam mobil, sedangkan mobile pump yang lama itu hanya pompanya saja dan harus ditarik menggunakan mobil.
“Tujuan dari mobile pump ini, untuk mengatasi genangan-genangan yang sesuai dengan kapasitasnya sebesar 250 liter per detik, misalkan dalam satu tandon 1000 liter, bisa disedot dalam jangka waktu 4 detik,” katanya.
Mobile Pump ini, difokuskan ketempat-tempat yang terdampak banjir, Pemkot melalui Dinas PUPR bidang SDA mengupayakan ini seoptimal mungkin.
Menurut Ikmanto, pihaknya juga mengupayakan dalam membuat pintu air di daerah Gedung Nasional, persis di kawasan Puncak Hotel.
Dijelaskan Ikmanto, kegunaan dari pintu air tersebut, ketika nanti terjadi pasang dan bersamaan dengan hujan, maka pintu air tersebut ditutup, untuk mengurangi genangan air masuk, maka mobile pump ini baru difungsikan.
“Alhamdulillah untuk Provinsi Babel, baru di PUPR yang ada mobile pump seperti ini, sehingga bisa menjadi project kedepannya,” ungkapnya.
Untuk Pangkalpinang saat ini, sudah mempunyai dua unit mobile pump, untuk yang pertama model trailer penggunaannya harus ditarik dan yang kedua mobile pump ini yang pompanya sudah ada di dalam mobil tersebut.
Disamping itu, kegiatan lainnya adalah normalisasi saluran-saluran yang ada di seluruh wilayah Kelurahan Kota Pangkalpinang. Dan kurang lebih sekitar lima kiloan untuk pembangunan talud-taludnya.
Kemudian salah satu upaya pengendalian banjir di Kota Pangkalpinang, adalah membangun kolam retensi. fungsinya sebagai konservasi air atau sebagai terminal air.
Kolam retensi ini dibuat di daerah bukit nyato utamanya di Linggarjati hulu, karena di daerah tersebut lintasan airnya cukup besar. Sehingga belum tercover secara menyeluruh, dan efektivitasnya antara 20 sampai 30 persen.
Ikmanto juga menjelaskan, untuk kolam retensi ini, belum selesai sepenuhnya, baru upayakan menggali, membuang dan meratakan tanahnya.
Karena dengan waktu yang relatif singkat, ditambah dengan cuaca seperti sekarang ini, belum lagi kondisi pasang surut air, sehingga pengaruhnya sangat signifikan sekali sehingga mempengaruhi dalam pengerjaannya.
“Sedangkan dalam pengerjaannya, kita melihat dari pasang surutnya air laut, jika air laut pasang, maka tidak bisa melakukan pekerjaannya tetapi jika air lautnya surut baru bisa dilanjutkan pekerjaannya,” tandas Ikmanto. (siska)
(sumber: https://www.radarbahtera.com)